Mengambil Hikmah dari Gempa dan Tsunami Aceh

Tak terasa sudah berlalu 11 tahun bencana tsunami yang dahsyat menerjang Aceh dan kawasan sekitarnya. Banyak korban berjatuhan saat itu, anak-anak yang kehilangan orang tua, atau orang tua yang kehilangan anak-anaknya, tempat tinggal yang hancur terseret gelombang air laut, dan sebagainya menjadi kenangan yang tak terlupakan bagi memori bangsa Indonesia khususnya rakyat Aceh.

Ada hikmah dibalik musibah yang datang. Begitu juga duka yang melanda rakyat Aceh karena tsunami membawa keberkahan bagi rakyat Aceh. Bahkan boleh dibilang kondisi rakyat Aceh pasca tsunami jauh lebih baik dibandingkan dengan kondisi mereka sebelum tsunami terjadi. Konflik berkepenjangan seolah menyita energi dan emosi mereka sehingga mereka tidak bisa hidup normal membangun selayaknya warga provinsi lain di Indonesia tersita oleh konflik tsb. Namun setelah tsunami terjadi perubahan besar yang membalikkan kondisi rakyat Aceh dari yang serba sulit menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang menikmati previlege sebagai daerah istimiwa.

Berikut ini hikmah dan kebaikan yang muncul setelah bencana tsunami menerpa rakyat Aceh :

Perdamaian Damai Pemerintah RI & GAM

Akhirnya setelah pertikaian selama 30 tahun terwujudlah perdamaian di Aceh setelah munculnya penandatanganan MoU antara GAM dengan Pemerintah RI. Penandatanganan MoU terwujud kira-kira satu tahun setelah peristiwa tsunami yakni tanggal 15 Agustus 2005 difasilitasi oleh mantan Presiden Finlandia.  Sebelumnya perundingan perdamaian antara GAM dan pemerintah RI berlangsung alot namun selepas peristiwa tsunami pihak-pihak bertikai sepertinya bersepakat untuk mempercepat proses perdamaian dan mau melepaskan egonya masing-masing.

Rasa Kebersamaan yang Kuat Bangsa Indonesia

Peristiwa 11 tahun yang lalu ini semakin memperkokoh rasa kebersamaan dan solidaritas rakyat Indonesia terhadap warga Aceh.  Nyaris semua orang-orang Indonesia ikut rasakan rasa sedih yang mendalam saat itu. Perasaan satu bangsa nampaknya muncul begitu saja tanpa ada ada komando dari siapa pun. Dari mulai anak-anak hingga orangtua cuma satu tema perbincangan yakni bencana tsunami di Aceh. Nyaris seluruhnya mata seolah tak jauh-jauh dari monitor TV untuk tahu bagaimanakah keadaan Aceh yang sesungguhnya. Perasaan itu lalu diwujudkan secara bersamaan dengan menghimpun beragam pertolongan yang bisa diberikan pada rakyat Aceh yang terkena musibah waktu itu. Rasa satu bangsa waktu itu sedemikian besar terasa dan menyentuh.

Semakin kokohnya NKRI

Makin kokoh bingkai NKRI Untuk bangsa Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu harga mati. Apabila sepanjang perseteruan bingkai itu terlihat rapuh atau paling kurang ada satu daerah yang mempunyai hasrat yang kuat untuk berpisah, maka saat ini NKRI terlihat lebih kokoh dibandingkan 11 tahun yang lalu. Terwujudnya MOU Helsinky pasca tsunami semain memperteguh dan memperkokoh bingkai NKRI.

Meningkatnya Kajian Kebencanaan

Kajian kebencanaan semakin populer dan intensif Pasca Tsunami di Aceh. Terlihat lembaga-lembaga riset termasuk juga perguruan tinggi makin rajin dalam melakukan kajian kebencanaan. Hingga perkiraan-prediksi terhadap kebencanaan makin banyak dipublikasikan. Tujuannya agar pemerintah dan masyarakat lebih waspada terhadap bencana dan memiliki kesiapan yang matang dalam menghadapi bencana yang mungkin terjadi.

Sosialisasi Bahaya Tsunami 

Banyaknya korban yang berjatuhan 11 tahun lalu sebagian besar karena ketidakpahaman rakyat Aceh terhadap bahaya tsunami.  Karenanya, sesudah berlangsung gempa yang sangat besar itu orang-orang tak berinisiatrif segera untuk lari menjauhi laut. Mereka baru lari sesudah melihat air laut datang. Bahkan juga, ketika itu mereka sebagian besar tidak paham yang berlangsung itu sebenarnya adalah tsunami. Namun sekarang ini pengetahuan perihal tsunami sudah banyak dipahami oleh masyarakat Indonesia.

Simulasi bahaya Tsunami Memperkuat Kesiapan Masyarakat

Simulasi hadapi Tsunami makin kerap dillakukan pada beberapa daerah yang diperkirakan memiliki potensi gempa dan tsunami.  Makin kerap dilaksanakan kegiatan simulasi semakin baik sebagai persiapan menghadapi bencana tersebu yang mungkin saja datang dengan cara mendadak serta tidak terduga. Simulasi memiliki tujuan untuk mengurangi korban jiwa.

Konstruksi Bangunan yang Kokoh

Pembangunan gedung dan rumah di Aceh sekarang kontriksinya semakin dibuat kokoh.  Rumah dan gedung dibuat dengan menggunakan beton yang dikerjakan dengan mempertimbangkan aspek teknis ketahanan terhadap gemba bumi. Semenjak dari pondasi hingga tiang-tiang beton dikerjakan dengan standar keamanan dan teknis yang tinggi.

Kedewasaan Dalam Menghadapi Bencana

Saat ini Indonesia di puji oleh dunia internasional karena dianggap memiliki insitusi SAR yang cukup maju dan sangat berpengalaman. Setiap ada kebencanaan maka dengan cepat Tim SAR yang dikoordinasikan oleh BNPB terjun ke lapangan dan hasil di lapangan menunjukkan dedikasi dan kerja keras mereka yang luar biasa. Semua ini mungkin sulit dibayangkan sebelum tsunami terjadi.

Mungkin ada banyak lagi hikmah yang bisa di ambil dari momen tsunami di Aceh 11 tahun yang lalu. Namun demikian sebagai manusia yang beragama mesti menyakini bahwa seluruhnya yang berlangsung sudah merupakan ketentuan dari yang Maha Kuasa. Kita sebagai manusia dituntut untuk berupaya semaksimal mungkin agar selalu siaga serta menyiapkan diri apabila datang bencana.